Pages

Sponsor

Jumat, 16 September 2011

Habis Baca ini, Apakah Masih Mau Ngasihin Pengemis ?

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Membongkar Mafia Pengemis
Mengemis di Kota, Hidup Mewah di Desa



Jakarta - Gang-gang sempit dengan rumah yang saling berhimpitan menjadi pandangan khas di Kebon Singkong, Kelurahan Klender, Jakarta Timur. Inilah kampung pengemis.

Ada sekitar 3 RW di kawasan ini. Warga yang tinggal di Kebon Singkong kebanyakan pendatang. Mayoritas mereka berasal dari Indramayu, Jawan Barat.

Dulunya kawasan padat penduduk ini hanyalah hamparan kebun singkong. Namun sejak tahun 1980-an perlahan-lahan rumah semi permanen dibangun menggantikan tanaman singkong. "Sampai sekarang meski perkebunan singkong sudah tidak ada, kampung ini tetap disebut Kebon Singkong," kata Yayan, tokoh pemuda di Jakarta Timur.



Seiring perkembangan, daerah Kebon Singkong menjadi kawasan padat dan ramai. Bahkan kawasan ini belakangan dilabeli "danger" sebab banyak residivis yang bersembunyi dan tinggal di kawasan ini.

Selain dikenal sebagai daerah yang rawan kriminalitas, daerah ini juga disebut-sebut sebagai kampung jablay. Dulu banyak perempuan penghibur yang sering mangkal di lokalisasi Prumpung, Jatinegara, mengontrak di daerah ini. Namun seiring meredupnya lokalisasi Prumpung, para pekerja seks komersial (PSK) yang tinggal di daerah tersebut perlahan berkurang. Sekarang di Kebon Singkong banyak dihuni para pengemis. Mereka adalah warga Indramayu.




"Setiap bulan puasa ratusan orang dengan menumpang truk datang ke sini mengontrak rumah," ujar Berra Hanson, warga Kebon Singkong, kepada detik+. Hanson yang memiliki 20 petak kontrakan mengaku kecipratan untung setiap bulan puasa. Sebab seluruh kontrakannya penuh terisi. Padahal bulan biasa paling hanya terisi separuhnya. Para pengontrak itu adalah pengemis yang rutin beroperasi di wilayah Menteng dan Jatinegara.

Tarif kontrakan milik Hanson bervariasi. Untuk petakan yang ada di bawah yang ukurannya 3x6 meter dipatok Rp 350 ribu-Rp 500 ribu per bulan. Untuk petakan yang di atas yang ukuranya lebih kecil harga sewa yang dikenakan Rp 150 ribu- Rp 250 ribu. Harga-harga itu sudah termasuk biaya listrik.

"Biar pengemis mereka bayar kontrakan selalu tepat waktu. Dan mereka membayar dengan uang pecahan seribuan hasil mengemis. Sudah diiketin duitnya sama mereka," celetuk Hanson sambil tersenyum.

Di Kebon Singkong, terdapat ratusan kontrakan yang dihuni para pengemis. Kalau bulan puasa tiba, jumlahnya makin banyak lagi. Sekitar 200-300 orang menyusul datang.



Para pengontrak tinggal dengan peralatan seadanya. Paling hanya tikar dan kasur lipat. Tidak ada perabot-perabot yang mewah. Padahal pendapatan mereka rata-rata per hari bisa dibilang lumayan. Mereka bisa mendapatkan uang paling kecil Rp 200 ribu per hari.

"Seorang pengemis yang ngontrak di saya bilang, paling apes mereka dalam sehari dapatnya Rp 200 ribu per hari. Tapi umumnya mereka dapat uang sekitar 500 ribu-Rp 600 ribu per hari," ujar Hanson.

Omongan Hanson bukan isapan jempol belaka. Sebab beberapa waktu lalu seorang nenek-nenek buta yang menghuni kontrakan miliknya mengaku kehilangan celengan. Nenek itu bilang uang yang ada di dalam celengan jumlahnya Rp 900 ribu hasil mengemis selama 4 hari sebelumnya.

"Bayangin aja dalam 4 hari saja nenek itu bisa menabung Rp 900 ribu. Kalau sebulan bisa dapat berapa duit itu nenek," kata pria asal Medan itu.

Sekalipun dapat duit banyak dari mengemis, namun kehidupan mereka di kontrakan seperti orang tidak punya. Sebab uang hasil mengemis biasanya secara rutin dikirim ke kampung untuk beli sawah dan membangun rumah.

Hanson mengaku pernah melihat rumah-rumah mereka saat menghadiri kondangan warga setempat yang menggelar acara khitanan anaknya di daerah Haur Geulis, Indramayu. Saat datang ikut hajatan di sana ia ditunjuki rumah para pengemis yang ngontrak di Kebon Singkong.

Alangkah terkejutnya Hanson karena ternyata rumah mereka di kampung besar dan rapi. Bahkan saat dia bertamu melihat perabotannya sangat wah. "Kamar mandi saja ada bathtubnya. Malah ada yang punya kolam renang segala," kata Hanson takjub.



Dari situlah Hanson dan sejumlah warga di Kebon Singkong maklum mengapa dari waktu ke waktu, warga dari Indramayu banyak berdatangan. Mereka ingin mengikuti jejak saudara atau tetangganya yang bisa hidup wah di kampung hanya dengan mengemis.

Nuki Senan, juga warga setempat, menjelaskan para pengemis yang tinggal di Kebon Singkong kebanyakan orang-orang tua, cacat dan anak-anak. Sementara bapak-bapak atau ibu-ibunya bertugas mengawasi dan mengantar jemput para pengemis. Mengapa demikian? Sebab bila yang mengemis adalah orang buta atau anak-anak biasanya mendapat uang banyak. Kalau orang dewasa apalagi dalam kondisi normal dapatnya sedikit. "Dapat Rp 30 ribu per hari saja sudah syukur," ujar Nuki.

Jangan heran jika orang-orang dewasa berasal dari desa tempat tinggal pengemis lebih menggantungkan ekonomi kepada anak-anaknya. Mereka disuruh mengemis. Hanya orang dewasa yang cacat yang justru mencari uang sendiri karena kondisi itu akan menerbitkan empati.

Demi mendapat empati, maka banyak orang buta di Kebon Singkong tidak mau diobati. Mobil-mobil pelayanan penyakit katarak yang sempat datang ke daerah itu selalu sepi peminat. "Mereka (orang buta) tidak mau diobati. Sebab kebutaan mereka anggap sebagai aset untuk mengemis. Begitu juga yang cacat," ujar Nuki.

Begitu berharganya orang buta di kalangan pengemis sampai-sampai antar sesama pengemis sering berselisih. Mereka berupaya mendapatkan mobil, ini merupakan istilah untuk orang buta yang mengemis. Terkadang terjadi persaingan harga sewa bagi pengemis buta ini.

"Di sini pengemis buta banyak yang beristri lebih dari satu orang. Mereka (orang buta) jadi rebutan karena dianggap sebagai aset untuk dapat uang," terangnya. Sekalipun wilayahnya banyak dihuni para pengemis, namun warga setempat yang bukan pengemis tidak merasa terganggu bila dicap sebagai kampung pengemis. Pasalnya, warga bisa ikut meraup berkah dari para pengemis itu. Paling tidak, kata Nuki, warung atau rumah petakan jadi laku.

Hubungan simbiosis mutualisme antara pengemis dan warga membuat hubungan bertetangga di Kebon Singkong berjalan harmonis. "Mereka tidak banyak berulah karena mereka kebanyakan menghabiskan waktunya di luar. Datang ke kontrakan hanya untuk istirahat saja," pungkasnya.[detiknews.com]

Jangan lupa di like...
   
Follow Juga Ya....

Kamis, 15 September 2011

Menghadapi Cewek di Ranjang



Sinta kesal pada pacarnya Andi, yang duduk di sampingnya dan kelihatan gugup sekali.

"Huh, gimana ini kamu Andi" keluh Sinta.

"Katamu selama ini kamu sudah biasa bermain di ranjang dengan bermacam-macam wanita. Tapi mana buktinya? Sekarang kamu cuma bisa bingung..."

"Ini lain." kata Andi membela diri.

"Selama ini saya nggak pernah sendirian menghadapi cewek di ranjang." kata Andi lagi.

"?????!!!"


Source: http://arenaphoto.blogspot.com/2011/09/menghadapi-cewek-di-ranjang.html


Wow Unik,, Ada Warung Pelayannya Ga Pake Baju


Sebuah kedai kopi terpaksa ditutup setelah didera gelombang penentangan dari warga sekitar di sebuah kota kecil di AS. Gelombang penentangan itu muncul bukan karena produk kopi yang ditawarkan Grand View Topless Coffee Shop di Vassalboro, Maine, melainkan karena para pelayan kedai kopi, baik pria maupun wanita, bertelanjang dada saat melayani pelanggan.



Meskipun ditentang oleh warga sekitar kota yang penduduknya kurang dari 5.000 jiwa itu, kedai kopi yang didirikan pada 2009 ini sempat berjalan dengan bisnisnya sebelum akhirnya diperintahkan untuk ditutup pada tahun ini juga oleh aparat pemerintah setempat karena dianggap memasang papan pengumuman secara ilegal.

Donald Crabtree, pemilik Grand View Topless Coffee Shop, mengakui, ia akhirnya memilih untuk menutup bisnisnya setelah berusaha mempertahankannya selama 2 tahun. "Saya hanya ingin menciptakan keceriaan dengan bisnis saya. Saya ingin melihat orang tersenyum," tutur Donald Crabtree kepada harian setempat, Maine Morning Sentinel.



"Saya membuka kedai kopi dengan servis pelayan bertelanjang dada untuk mewujudkan keceriaan itu dan terbukti berhasil. Namun, sekarang keceriaan itu telah berlalu. Saya telah berjuang untuk mempertahankan bisnis ini selama lebih dari 2 tahun dan apa pun yang saya lakukan saat ini tidak akan berbuah apa-apa, ada yang berusaha menyabotase saya," lanjut Donald Crabtree yang tidak bisa menerima perintah penutupan dari pemerintah setempat karena dianggap memasang papan pengumuman tanpa mengantongi izin resmi.

Source: http://osserem.blogspot.com/2011/09/wow-unik-ada-warung-pelayannya-ga-pake.html


Tips Sukses Tebar Pesona di Dunia Maya


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJbLHpZqZQVl0Yosv24CABzUQd7BFfXj0ZEO_oGODY__FG2eZrJwwisCQbGJhq4zRfxpAPULFd9vFDxwwM_EVk7bbAN8AXZMJPFxn_Uo7sVHKAl_jzVUFdg5S73caX0fxmhFy4Mvt_GsM/s320/A+dunia-maya1.jpg

1.
What works online
Untuk wanita, cobalah memasang foto dengan tatapan mata langsung ke kamera.
In real life
Buat kontak mata sedini mungkin pada awal kencan pertama. Tatapan mata yang dalam selalu menggugah. Dijamin.

2.
What works online
Informasi diri yang singkat. Tidak bertele-tele.
In real life
Jangan terlalu asik bercerita tentang diri sendiri. Tanyakan kepada pasangan kencan Anda tentang hidup dan hal-hal favoritnya. Ini akan menunjukkan bahwa Anda benar-benar tertarik padanya.

3
What works online
Keterangan tentang rutinitas sehari-hari dan foto-foto perjalanan. Bukan foto-foto berkesan glamor dan berlebihan.
In real life
Jadilah diri sendiri. Orang lain ingin tahu pribadi Anda yang sebenarnya, bukan kesan yang ingin diproyeksikan. Jangan bergaya seksi, tetapi jadilah seksi! Be authentic.

sumber : terselubung.blogspot.com



Astaga!! Mantan Bos Telkom Ini Nekat Lukai Dahinya di KPK



Aktivis anti korupsi Yogyakarta, Arifin Mardiyanto, melakukan aksi nekat di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Mantan Kepala Telkom Yogyakarta itu mengiris dahinya dengan pisau serbaguna.

Aksi tersebut merupakan sikap protesnya atas maraknya kasus korupsi di Indonesia. "Saya melakukan ini sebagai sikap protes saya atas marak terjadinya kasus kasus korupsi di negara ini," ungkap Arifin di kantor KPK, Jakarta, Kamis 15 September 2011.

Seketika itu ia langsung mengeluarkan mata pisau kemudian menyayatkan ke bagian dahinya sendiri sepanjang 5 cm, darah segar menetes dari atas dahinya mengenai kemeja putihnya. Sontak aksinya itu mengejutkan banyak pihak, termasuk awak media yang memang secara sengaja mewawancarainya.

Arifin juga mengatakan aksi nekatnya itu merupakan bentuk dukungan moral agar KPK konsisten menjalankan tugasnya sesuai dengan amanah Undang-undang.

"KPK konsisten jangan berpengaruh, tuntaskan korupsi sampai ke akar-akarnya," tandasnya.[agoebanget.blogspot.com]

Jangan lupa di like...
   
Follow Juga Ya....

Photo Kocak Cara lain Menggunakan Handsfree



Hati-hati jika menerima telepon jika anda sedang mengemudikan mobil. Bisa-bisa anda kena tilang. Nah, cara teraman adalah dengan menggunakan handsfree. Nih, ada beberapa alternatif handsfree yang bisa anda pakai:

Bagi yang berjilbab

Buat yang Bersorban

Alternatif Ketika Sedang mengemudi

Musik Oke, Nelpon Oke

Dimana ini belinya ya?

Dan ini yang paling heboh.... 


Photo Narsis Cinta Laura Yang jarang dilihat


























___

Photo cara kocak mengamankan kendaraan dari maling



















________________

Photo ABG Chubby Temen Ane Di Kampung