Keputusan untuk membuat tato sebaiknya sudah dipikirkan secara matang, apalagi bila menato bagian tubuh yang vital. Seorang pria Iran harus mengalami ereksi semi permanen yang berlangsung lama gara-gara keputusannya menato organ kelamin.
Ilustrasi
Seorang pria Iran berusia 21 tahun yang tidak disebutkan identitasnya memutuskan untuk menato organ kelaminnya dengan huruf 'M', yang merupakan inisial dari nama belakang kekasihnya.
Tak disangka seminggu setelah menato penis, pria tersebut mengalami ereksi priapism 24 jam selama 7 hari. Priapism adalah kondisi ereksi yang berlangsung selama lebih dari 4 jam tanpa adanya rangsangan seksual dan biasanya bersifat menyakitkan.
Tato penis bisa merusak organ kelamin pria bila dilakukan secara tradisional. Alasannya terdapat pada jarum yang digunakan dan tidak adanya kontrol dari kedalaman jarum.
"Henna, abu dan pigmen alami lainnya sering digunakan oleh penato tradisional. Mereka pertama menggunakan jarum untuk menembus kulit, kemudian menerapkan bahan pewarna pada permukaan kulit yang berlubang," jelas laporan urolog Iran dalam Journal of Sexual Medicine edisi terbaru, seperti dilansir MSNBC, Sabtu (7/1/2012).
Tentu saja tindakan tersebut dapat menyakitkan bagi organ kelamin pria, termasuk yang dirasakan pria Iran tersebut. Setelah beberapa hari, rasa sakit yang dirasakannya memang mereda. Tapi segera setelah itu, pria tersebut menyadari bahwa penisnya mulai mengalami ereksi malam yang berlangsung cukup lama. Seminggu kemudian, ia mengalami ereksi priapism 24 jam selama 7 hari.
Seperti iklan obat kuat, kelaminnya memang dapat ereksi sangat lama. Tapi ereksi non-seks yang berlangsung selama lebih dari 4 jam bisa berbahaya bagi penis. Kurangnya aliran darah dapat membuat jaringan kekurangan oksigen, yang bila dibiarkan bisa menghancurkan jaringan dan akhirnya menyebabkan impotensi.
Seperti dikutip dari Webmd, ereksi priapism terjadi jika darah di penis terjebak dan tidak mampu mengalir. Kondisi ini dapat terjadi pada semua kelompok umur termasuk bayi yang baru lahir. Jika tidak segera diobati maka bisa menyebabkan jaringan parut dan disfungsi ereksi permanen.
Terdapat dua kategori dari priapism, yaitu:
Low-flow
Sering terjadi pada pria yang sehat tanpa diketahui sebabnya, tapi biasanya mempengaruhi orang yang memiliki penyakit sickle-cell, leukemia atau malaria.
High-flow
Disebabkan oleh arteri yang pecah akibat cedera pada penis atau perineum (daerah antara skrotum dan anus) sehingga mencegah sirkulasi di penis berlangsung normal.
Sekitar 42 persen penyebab priapism akibat penyakit sickle-cell. Namun penyebab lainnya diduga akibat pengobatan terutama obat untuk penyakit mental tertentu, trauma pada saraf tulang belakang atau daerah genital, gigitan laba-laba hitam, keracunan karbon monoksida, penggunaan obat terlarang seperti kokain atau ganja dan pada kasus yang jarang terjadi akibat kanker yang dapat mempengaruhi aliran darah di penis.
0 komentar:
Posting Komentar